Jelajah Borneo Pre-paration Part 2 – Pembahasan Rute Awal

Yogya – Semarang – Nyebrang laut – Kumai – Pangkalan Bun
Berjumpa lagi dengan saya Kak Tempepenyet dalam tralala..trilili… 😀
oke mas bro langsung saja kita membahas rute mana saja yang akan dilewati dalam rencana saya men-Jelajah Borneo..
Pre-Rute (Yogya-Semarang 128 Km)
Mungkin tidak perlu panjang lebar saya menjelaskan tentang rute ini, dan juga rute ini saya anggap Pre-route atau pemanasan.
Maaf bukan bermaksud sombong atau bagaimana, tapi ya mau bagaimana lagi mungkin bro-bro semua sudah banyak tahu tentang rute ini..
Melalui googlemap saya mencoba melihat jarak tempuh dari Yogya menuju Semarang adalah sekitar 128 Kilometer, dimana saya biasa menempuhnya memakan waktu sekitar 3 jam kalau kondisi jalan lancar tidak ada macet, biasanya kemacetan terjadi mulai dari Secang (wilayah sekitar pabrik kayu), Pringsurat, kota Ungaran, Watugong, Banyumanik, dan kota Semarang.
Dari kota Semarang inilah saya akan menyeberang ke pulau Kalimantan lewat pelabuhan Tanjung Mas dengan menggunakan kapal Egon.
Kapal milik Pelni yang melayani rute Semarang – Kumai (Kalimantan Tengah), kapal ini memiliki daya muat penumpang maksimal 500 orang, juga mampu memuat kendaraan mulai dari sepeda motor, mobil, truk, hingga kendaraan berat.
Semoga saja saya bisa menggunakan jasa penyeberangan pakai kapal Egon ini. Karena menurut saya, masih Pelni lah yang terbaik dalam pelayanan penyeberangan laut, maaf bukan bermaksud promosi.. 😀
KM Egon tersebut buatan tahun 1991, dengan spesifikasi 4.651 GRT, panjang 94,30 meter, dan lebar 16 meter. Pelni menyiapkan 50 kru dalam KM Egon untuk melayani para penumpang, dengan sejumlah fasilitas seperti cafetaria, CCTV, dan air yang tidak dibatasi. Untuk menempuh jarak sekitar 265 mil laut Semarang – Kumai, KM Egon membutuhkan waktu sekitar 18 jam. Penumpang KM Egon terbagi menjadi kelas utama 45 orang dan sisanya TTB (tingkat tanpa bantal), serta TTK (tingkat tanpa kasur). Dan jangan khawatir akan merasa jenuh, sebab di seluruh kapal milik Pelni sudah terpasang fasilitas BTS milik Telkomsel, jadi masih bisa update status pesbuk, bbm, dan ngupdate blog ini… 😀
Tarif tiketnya sangat kompetitif mulai Rp 200 ribu-an hingga Rp 300 ribu-an. Sedangkan untuk biaya tiket kendaraan bervariasi tergantung jenis dan berat kendaraan, untuk sepeda motor sekitar Rp 300 ribu-an, dan masih harus mengurus surat jalan dari kantor KP3 Pelabuhan Tanjung Mas alias Polsek Tanjung Mas Semarang, jangan lupa siapkan fotokopi STNK, BPKB, dan bukti tiket, biasanya hanya membayar uang administrasi seikhlasnya Rp 20.000 untuk sepeda motor (seikhlasnya lho yaa…… :D)
Baiklah, untuk pre-route ini saya harus menempuh perjalanan darat sejauh 128 Km dan perjalanan laut 265 mil. Dengan menghabiskan biaya yaitu :
- Bahan bakar Pertamax (harga per-liter saat ini) Rp 12.000 x 4 liter Rp 48.000
- Tiket penumpang KM Egon kelas II Rp 323.000
- Tiket sepeda motor Rp 300.000 (tentative)
- Pass Pelabuhan Rp 6.000
- Asuransi Rp 11.000
- Administrasi KP3 Tanjung Mas Rp 20.000
- Administrasi jaga-jaga (you know lah) Rp 50.000 (cukup ga cukup hehehehe..)
Total biaya sekitar Rp 758.000 bro…!! banyak juga yah.. 😦
Rute Pertama Kumai – Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah)
Mas bro, setelah menempuh perjalanan laut semalaman alias sekitar 18 jam, saya akan tiba di pelabuhan Panglima Utar, Kumai sebuah pelabuhan internasional di kota kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, propinsi Kalimantan Tengah.
Mungkin buat mas bro semua kebanyakan belum pernah mendengar nama kota pelabuhan Kumai ini ataupun mendengar nama Pangkalan Bun, sebuah ibukota kabupaten di Kalimantan Tengah yang sedang menggeliat berkembang menjadi kota besar dan Pangkalan Bun adalah kota peraih penghargaan Adipura selama 5 tahun berturur-turut.
Pernah mendengar Taman Nasional Tanjung Puting? di pelabuhan ini lah tempat untuk menuju kesana bro.. Nanti akan kita bahas bareng-bareng di tulisan selanjutnya..
Nah, setelah turun dari kapal, biasanya akan ada sedikit pemeriksaan surat-surat untuk kendaraan yang dilakukan oleh Petugas dari Pelni, Departemen Perhubungan, dan KP3 Polsek Pelabuhan Panglima Utar Kumai. Doakan saja, ketika nanti saya turun dari kapal tidak mengalami hambatan yang berarti ya mas bro…
Dari pelabuhan Panglima Utar Kumai, saya akan melanjutkan perjalanan menuju kota Pangkalan Bun, perjalanan akan menempuh jarak sekitar 20 Kilometer dengan memakan waktu sekitar 45 menit..
courtesy : http://loketpeta.pu.go.id
courtesy : http://aditya-pbun.blogspot.com
Di kota Pangkalan Bun ini kemungkinan saya akan beristirahat sejenak sekitar 2-3 hari sekaligus untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk perjalanan selanjutnya menuju perbatasan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Semoga saja Bupati Kotawaringin Barat, bapak H. Ujang Iskandar berkenan menerima saya untuk menginap sejenak di kabupaten yang di pimpinnya…
Buat mas bro semua saya kasih bonus nih sedikit penampakan kota Pangkalan Bun…
Kantor Bupati Kotawaringin Barat
Suasana Kota Pangkalan Bun
Hypermart Borneo Mall Pangkalan Bun (Yogya kalah start… :D)
Bundaran Pancasila (icon kota Pangkalan Bun)
Bundaran Pancasila ketika malam
foto yg ini bukan beneran disana lho.. tapi mohon doa restunya ya… 🙂
bersepeda di hutan rimba…
Rumah masa kecil saya…
SDN Sidorejo I (Sekolah ku dulu)
Alun-alun Pangkalan Bun (Lapangan Tugu) di atas bukit itu adalah Istana Kuning
bersambung…
sumber :
http://www.pariwisata.kotawaringinbaratkab.go.id/
http://kotawaringinbaratkab.go.id
wikipedia
http://pelni.co.id
http://aditya-pbun.blogspot.com
koleksi pribadi
Memilih helm untuk touring ?
Bro..
Apa saja yang harus kita persiapkan sebelum melakukan perjalanan dengan sepeda motor alias touring?
Tulisan kali ini masih ada hubungannya dengan tulisan saya terdahulu mengenai Jelajah Borneo .
Saya mulai untuk perlengkapan pelindung kepala alias helm ya bro..
Untuk pengaman kepala kita ini, jangan sampai asal dalam memilih, kalau saya memakai istilah prinsip Jawa, ono rego ono rupo (ada harga ada kualitas), yang pasti pilihlah helm yang sudah bersertifikasi Standart Nasional Indonesia (SNI), DOT (Department Of Transportation), dan SNELL.
Kualifikasi helm yang memenuhi aturan SNI adalah helm terbuka (open face) dan tertutup (full face). helm terbuka memiliki konstruksi bagian yang menutup kepala sampai dengan bagian leher dan menutup depan kuping, sedangkan full face memiliki bentuk helm yang menutup kepala atas, bagian leher dan bagian mulut. Helm yang standar harus memiliki tempurung, lapisan pelindung bagian dalam untuk menyerap energi benturan, pelindung muka, bantalan kenyamanan, lapisan pengaman, alat penahan, tali pemegang, penutup dagu, pet, penutup wajah bagian bawah, lubang ventilasi, lubang pendengaran, jaring helm, dan bidang dasar kepala. (diviarsa@wordpress)
Apa sih DOT itu? DOT adalah kepanjangan dari “Departemen Of Tranportation” atau Departemen transportasi nya Amerika Serikat. DOT telah menetapkan standar helm yang (sedemikian rupa sehingga) boleh beredar di Amerika Serikat, dan standar itu mengharuskan para produsen-produsen helm melakukan uji kelayakan atas produknya masing-masing, apabila mau memenuhi pasar di Amerika Serikat. Setelah mereka merasa sudah memenuhi standar, maka stiker DOT ini mereka tempel sendiri. Jadi bisa di simpulkan bahwa DOT itu merupakan “self claim” dari pabrik helm tersebut.
Sehingga jika merk-merk terkenal seperti AGV, Shoei, Arai, Airoh, Nolan, dll yang telah tertempel stiker DOT ini, bisa dipastikan kalau stiker itu benar adanya, alias asli gak bohong-bohongan atau Cuma aspal (asli tapi palsu). Hal ini dikarenakan apabila helm-helm yang telah tertempel stiker DOT itu masuk ke US, secara random helm itu akan di uji oleh laboraturium DOT yang dilaksanakan oleh NHTSA (National Highway Traffic Safety Association) apakah sudah benar memenuhi standar mereka, dan jika tidak lulus (meskipun sudah tertempel stiker DOT) ancamannya merk tersebut di Blacklist.
SNELL MEMORIAL FOUNDATION merupakan lembaga institusi standar independen yang tidak terikat pada regulasi Negara. Lembaga ini diakui memiliki standar tinggi dan didukung oleh banyak pabrikan helm kelas dunia. Bahkan SNELL melakukan pengujian lebih ketat dari standar pemerintah US. SNELL bahkan memiliki spesifikasi yang sangat spesifik meliputi tipe dan ukuran.
Bagi mereka yang telalh lulus uji standarisasi SNELL harus meregistrasi/melaporkan ke pihak SNELL. Mereka punya website dengan list tipe2 helm yg lulus SNELL. Dan mereka juga punya stiker hologram khusus yg ditempel di bagian dalam helm. (yukimuraichi.blogspot.com)
Selain sertifikasi dari SNELL atau DOT, ada beberapa cara untuk mengetahui apakah helm tersebut berkualitas baik atau tidak. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
- Memiliki ukuran proprosional – tidak terlalu besar atau sebaliknya
- Tidak kopong – Bila di ketuk bagian batoknya tidak berbunyi nyaring
- Tidak lentur – Helm di posisikan terbalik bila kedua sisinya ditekan tidak berubah bentuknya
- Memiliki ketebalan stirofom sekitar 1 cm dan terdapat lapisan busa setebal 1 cm pada bagian depan
- Jarak dari mulut pemakai dengan ujung helm sekitar 1-1.5 cm
- Kaca helm tidak terlalu tipis, ketebalannya sekitar 2-3 mm
- Terbuat dari bahan Plastik atau Karbon Kevlar
Helm yang baik tentunya berbeda dengan helm yang hanya menarik dari segi penampilanya. Kadang untuk mengetahui kualitas helm tersebut baru terlihat setelah dipakai.
- Helm dengan ukuran yang pas, tidak terasa “lobok/kendor/longgar/lower” saat di pakai 😀
- Suara kendaraan lain terdengar jelas meski kaca helm tertutup
- Kaca helm tidak mudah mengembun maupun kemasukan angin
- Ketika ventilasi helm dibuka hembusan angin masuk melalui lubang ventilasi tersebut
Nah, untuk helm saya sendiri, saya memiliki tiga helm,
yang pertama helm untuk berkendara harian yaitu KYT warna putih (saya lupa serinya apa.. 😀 waktu itu beli di Semarang sekitar tahun 2010 seharga Rp 200.000..
Sudah lama menjaga keamanan kepala saya, bisa di lihat dari corak-corak tattoo alias noda hitam, baret, besetan (jawane), dan noda-noda bekas pemakaian yang lain…
yang kedua NHK Safety Riding Instructor Series (helm resmi peserta kompetisi Safety Riding Astra-Honda 2011) yang jadi favorit saya ketika saya touring keluar kota ataupun dipakai harian ketika cuaca panas (double visor bro!)
nah, yang ketiga alias yang terakhir, saya juga punya helm edisi khusus Honda Community merk INK yang saya dapatkan setelah ikut berkeringat membantu suksesnya pagelaran Honda Bikers Day 2012 Prambanan, sengaja helm yang ini belum saya buka segel-nya, belum saya buka stiker pelindung kaca-nya, karena memang belum pernah saya pakai untuk berkendara… 😀
Nah, sekarang terserah mas bro semua untuk menjatuhkan pilihan dalam memilih helm yang aman, nyaman, dan tepat untuk dipakai berkendara.. 🙂
Keep safety riding bro !
bersambung
Jelajah Borneo (Pre-paration)

Bismillahirrahmanirrahim..
Tulisan pertama saya ini adalah mengenai keinginan saya untuk menjelajahi 3 negara (Indonesia, Malaysia, Brunei) dan 5 propinsi (Kalbar, Kalteng, Kaltim. Kalsel, & Kaltara) yang ada di pulau Kalimantan.
Ya… Perjalanan seorang diri menempuh puluhan ribu kilometer mengelilingi pulau Kalimantan bukan hanya bertujuan untuk jalan-jalan doank, tapi juga untuk lebih mengenal ragam kebudayaan, menikmati alam ciptaan-Nya, dan menjajal jalur Trans Kalimantan yang katanya pada tahun 2014 ini ditarget selesai.
Perjalanan ini akan saya tempuh menggunakan kendaraan sepeda motor Honda CS1, yang kata sebagian masyarakat Indonesia adalah motor produk gagal, motor wandu, motor banci, de el el lah mereka mau bilang apa lagi hahahahaha…
Meskipun memiliki kapasitas mesin hanya 125cc, tapi power-nya jangan diragukan, handling-nya yang nyaman yang paling saya sukai, serta bentuk modelnya yang enduro banget, buat saya lho ya… 😀
Jika kalian melihat peta di bawah ini, ini adalah peta jalan raya di Malaysia Timur mulai dari kota Kuching (Negara Bagian Sarawak) melewati Brunei Darussalam hingga ke Tawau (Negara Bagian Sabah), buat temen-temen yang jago menghitung silahkan untuk menghitung berapa Kilometer jarak tempuh dari Kuching sampai Tawau… hahahaha
Last, di tulisan pertama saya ini, saya ingin meminta dukungan dan doa restu dari temen-temen semua, semoga keinginan saya ini dapat terwujud dengan segera..
Untuk pembahasan jalur yang akan saya lalui, mungkin bisa temen-temen baca pada tulisan berikutnya..
Makanya pantengin terus tempepenyetkeliling.. 🙂
Komentar Terbaru