Bikers motor classic juga bisa safety riding

Sabtu kemarin pas tanggal 1 Maret 2014 di Stadion Maguwoharjo, di tengah cuaca yang bersahabat, saking bersahabatnya sampai panas ngenthang-ngenthang… 😀 Team Safety Riding dari Astra Motor Yogyakarta mengadakan pelatihan untuk anggota klub-klub motor Honda yang tergabung di dalam PMHY (Paguyuban Motor Honda Yogyakarta), khusus pada pelatihan kali ini pesertanya dari klub-klub Honda jenis Classic, Bebek, dan Matic.
Klub-klub yang mengirimkan anggotanya untuk pelatihan adalah Jogja Honda Classic, Jogja Pitung Club, Motor CB Jogjakarta, Supra Mania Ngayogyokarto, Jogja Revo Club, Jogja Blade Community, Jogja Supra Lovers, Astrea Jogja Cycle, Jogja BeAT Riders, dan Jogja Vario Community.
Pelatihan ini langsung dipimpin dan dilatih oleh Team Safety Riding Astra Motor Yogyakarta, pak Maryanto (Juara I Nasional Safety Riding Instructor tahun 2011 di Yogyakarta dan Juara I International Safety Riding Instructor tahun 2012 di Jepang) dan pak Umum Santosa (Juara II Nasional Safety Riding Instructor tahun 2013 di Mataram, Lombok) . Dan juga dibantu oleh 4 orang dari Team Safety Riding Advisor PMHY, yaitu mas Anto, mas Redhi, mas Rich, dan saya sendiri… :p Materi pelatihan diantaranya Mounting (Cara naik ke sepeda motor), Dismounting (Cara turun dari sepeda motor), Riding Postur, Basic Cornering, Slalom Pylon, Braking, dan Narrow Plank.
Total peserta yang mengikuti pelatihan ada 46 orang dari 10 klub. saking banyaknya peserta sampai seragam training khas biru-putih-biru pun habis dan tidak semua memakai. Tapi tidak mengurangi semangat berlatih teman-teman, meskipun cuaca sangat panas dan terik. Peserta tidak hanya di dominasi oleh kaum pria, terlihat ada 2 lady biker yang ikut pelatihan ini, mereka adalah sist Reynita dari JAVACOMM (Jogja Vario Community) dan sist Rani dari SUMANTO (Supra Mania Ngayogyokarto).
Sist Rani
Nah, beberapa bikers dari motor classic banyak yang ikut serta dalam pelatihan ini, dan menggunakan motornya untuk pelatihan. Unik tapi asyik juga lucu menyaksikan para bikers classic meliuk-liuk melewati cone dalam sesi Slalom Pylon juga ketika berlatih keseimbangan dalam sesi Narrow Plank. Terlihat ada jenis Honda CB milik rekan-rekan dari MOBTA (Motor CB Jogjakarta), Honda S90 alias Plethuk milik pak Sumarno alias Nyenol dari Jogja Honda Classic (JHC), dan Honda C70 Standar ting-ting milik mas Alfyan dari JPC (Jogja Pitung Club).
Di akhir pelatihan diadakan mini games Narrow Plank dimana siapa yang berhasil menahan keseimbangan di papan titian paling lama maka akan mendapatkan 1 buah helm ekslusif ber-SNI dari Honda sebagai hadiah. Yang berhasil dimenangkan oleh :
1. Rully dari Jogja Blade Community (JBC)
2. Andi Dwi Suciyanto dari Motor CB Jogjakarta (MOBTA)
3. Deni Gempol dari Supra Mania Ngayogyokarto (SUMANTO)
Kilasan dokumentasi :
Lebih Gaul Dalam Berkendara Apakah Lebih Aman ?

Bro…
Di hari Minggu yang cerah ini mumpung pada libur, yuk kita lihat bareng-bareng bagaimana sih caranya supaya lebih gaul dalam berkendara ? apakah lebih aman ?
Nah, di tulisan kali ini saya mencoba mengajak bro semua untuk mengamati gaya berkendara kebanyakan pengendara yang berusaha untuk menampilkan kesan bahwa mereka mengikuti trend atau style masa kini atau boleh dibilang gaul men !! 😀
Bisa dlihat kan dari contoh gambar di atas? penggunaan ban cacing alias ban kecil yang katanya dibilang gaul ? Apakah tidak memikirkan keselamatan ?
Kalau kata almarhum kakek saya dulu mengatakan “wong nippon kui gawe montor wes pinter, kowe ojo dadi keminter ngowahi sing wes bunder” yang artinya “orang jepang itu bikin motor sudah pintar, kamu jangan jadi orang sok pintar mengubah-ubah apa yang memang sudah bundar (bulat)”. Gimana masih mau pakai ban cacing?
Belum lagi banyak yang menerapkan style berkendara show-off, alias tepe-tepe alias tebar pesona seperti yang kita sering lihat di jalanan, mengendarai sepeda motor bisa sendirian atau berboncengan malah kadang berboncengan tiga – cenglu (bonceng telu) bahasa jawanya – tanpa mengenakan helm, bercelana hot pants dan rambut mengurai panjang (untuk yang cewek), sambil ngobrol tidak menyadari motornya jadi geser kanan kiri, diklakson cuma ngintip di spion bahkan kadang malah marah-marah.. 😀
Tipe pengendara motor seperti ini baiknya disebut dengan pengendara gaul apa pengendara alay ?
Bonus cabe-cabean… 😀
Nanti di akhir tulisan ini bro semua bisa lihat cuplikan-cuplikan video pengendara yang ber-style alay, silahkan ditonton, dihayati, direnungkan, tapi jangan dicontoh ya bro..
Selamat hari minggu… 🙂
Jelajah Borneo Pre-paration Part 2 – Pembahasan Rute Awal

Yogya – Semarang – Nyebrang laut – Kumai – Pangkalan Bun
Berjumpa lagi dengan saya Kak Tempepenyet dalam tralala..trilili… 😀
oke mas bro langsung saja kita membahas rute mana saja yang akan dilewati dalam rencana saya men-Jelajah Borneo..
Pre-Rute (Yogya-Semarang 128 Km)
Mungkin tidak perlu panjang lebar saya menjelaskan tentang rute ini, dan juga rute ini saya anggap Pre-route atau pemanasan.
Maaf bukan bermaksud sombong atau bagaimana, tapi ya mau bagaimana lagi mungkin bro-bro semua sudah banyak tahu tentang rute ini..
Melalui googlemap saya mencoba melihat jarak tempuh dari Yogya menuju Semarang adalah sekitar 128 Kilometer, dimana saya biasa menempuhnya memakan waktu sekitar 3 jam kalau kondisi jalan lancar tidak ada macet, biasanya kemacetan terjadi mulai dari Secang (wilayah sekitar pabrik kayu), Pringsurat, kota Ungaran, Watugong, Banyumanik, dan kota Semarang.
Dari kota Semarang inilah saya akan menyeberang ke pulau Kalimantan lewat pelabuhan Tanjung Mas dengan menggunakan kapal Egon.
Kapal milik Pelni yang melayani rute Semarang – Kumai (Kalimantan Tengah), kapal ini memiliki daya muat penumpang maksimal 500 orang, juga mampu memuat kendaraan mulai dari sepeda motor, mobil, truk, hingga kendaraan berat.
Semoga saja saya bisa menggunakan jasa penyeberangan pakai kapal Egon ini. Karena menurut saya, masih Pelni lah yang terbaik dalam pelayanan penyeberangan laut, maaf bukan bermaksud promosi.. 😀
KM Egon tersebut buatan tahun 1991, dengan spesifikasi 4.651 GRT, panjang 94,30 meter, dan lebar 16 meter. Pelni menyiapkan 50 kru dalam KM Egon untuk melayani para penumpang, dengan sejumlah fasilitas seperti cafetaria, CCTV, dan air yang tidak dibatasi. Untuk menempuh jarak sekitar 265 mil laut Semarang – Kumai, KM Egon membutuhkan waktu sekitar 18 jam. Penumpang KM Egon terbagi menjadi kelas utama 45 orang dan sisanya TTB (tingkat tanpa bantal), serta TTK (tingkat tanpa kasur). Dan jangan khawatir akan merasa jenuh, sebab di seluruh kapal milik Pelni sudah terpasang fasilitas BTS milik Telkomsel, jadi masih bisa update status pesbuk, bbm, dan ngupdate blog ini… 😀
Tarif tiketnya sangat kompetitif mulai Rp 200 ribu-an hingga Rp 300 ribu-an. Sedangkan untuk biaya tiket kendaraan bervariasi tergantung jenis dan berat kendaraan, untuk sepeda motor sekitar Rp 300 ribu-an, dan masih harus mengurus surat jalan dari kantor KP3 Pelabuhan Tanjung Mas alias Polsek Tanjung Mas Semarang, jangan lupa siapkan fotokopi STNK, BPKB, dan bukti tiket, biasanya hanya membayar uang administrasi seikhlasnya Rp 20.000 untuk sepeda motor (seikhlasnya lho yaa…… :D)
Baiklah, untuk pre-route ini saya harus menempuh perjalanan darat sejauh 128 Km dan perjalanan laut 265 mil. Dengan menghabiskan biaya yaitu :
- Bahan bakar Pertamax (harga per-liter saat ini) Rp 12.000 x 4 liter Rp 48.000
- Tiket penumpang KM Egon kelas II Rp 323.000
- Tiket sepeda motor Rp 300.000 (tentative)
- Pass Pelabuhan Rp 6.000
- Asuransi Rp 11.000
- Administrasi KP3 Tanjung Mas Rp 20.000
- Administrasi jaga-jaga (you know lah) Rp 50.000 (cukup ga cukup hehehehe..)
Total biaya sekitar Rp 758.000 bro…!! banyak juga yah.. 😦
Rute Pertama Kumai – Pangkalan Bun (Kalimantan Tengah)
Mas bro, setelah menempuh perjalanan laut semalaman alias sekitar 18 jam, saya akan tiba di pelabuhan Panglima Utar, Kumai sebuah pelabuhan internasional di kota kecamatan Kumai, kabupaten Kotawaringin Barat, propinsi Kalimantan Tengah.
Mungkin buat mas bro semua kebanyakan belum pernah mendengar nama kota pelabuhan Kumai ini ataupun mendengar nama Pangkalan Bun, sebuah ibukota kabupaten di Kalimantan Tengah yang sedang menggeliat berkembang menjadi kota besar dan Pangkalan Bun adalah kota peraih penghargaan Adipura selama 5 tahun berturur-turut.
Pernah mendengar Taman Nasional Tanjung Puting? di pelabuhan ini lah tempat untuk menuju kesana bro.. Nanti akan kita bahas bareng-bareng di tulisan selanjutnya..
Nah, setelah turun dari kapal, biasanya akan ada sedikit pemeriksaan surat-surat untuk kendaraan yang dilakukan oleh Petugas dari Pelni, Departemen Perhubungan, dan KP3 Polsek Pelabuhan Panglima Utar Kumai. Doakan saja, ketika nanti saya turun dari kapal tidak mengalami hambatan yang berarti ya mas bro…
Dari pelabuhan Panglima Utar Kumai, saya akan melanjutkan perjalanan menuju kota Pangkalan Bun, perjalanan akan menempuh jarak sekitar 20 Kilometer dengan memakan waktu sekitar 45 menit..
courtesy : http://loketpeta.pu.go.id
courtesy : http://aditya-pbun.blogspot.com
Di kota Pangkalan Bun ini kemungkinan saya akan beristirahat sejenak sekitar 2-3 hari sekaligus untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk perjalanan selanjutnya menuju perbatasan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Semoga saja Bupati Kotawaringin Barat, bapak H. Ujang Iskandar berkenan menerima saya untuk menginap sejenak di kabupaten yang di pimpinnya…
Buat mas bro semua saya kasih bonus nih sedikit penampakan kota Pangkalan Bun…
Kantor Bupati Kotawaringin Barat
Suasana Kota Pangkalan Bun
Hypermart Borneo Mall Pangkalan Bun (Yogya kalah start… :D)
Bundaran Pancasila (icon kota Pangkalan Bun)
Bundaran Pancasila ketika malam
foto yg ini bukan beneran disana lho.. tapi mohon doa restunya ya… 🙂
bersepeda di hutan rimba…
Rumah masa kecil saya…
SDN Sidorejo I (Sekolah ku dulu)
Alun-alun Pangkalan Bun (Lapangan Tugu) di atas bukit itu adalah Istana Kuning
bersambung…
sumber :
http://www.pariwisata.kotawaringinbaratkab.go.id/
http://kotawaringinbaratkab.go.id
wikipedia
http://pelni.co.id
http://aditya-pbun.blogspot.com
koleksi pribadi
Memilih sepatu riding untuk berkendara

Hai bro semua..
Di tulisan kali ini, saya akan mencoba berbagi tips dalam pemilihan sepatu riding atau sepatu touring untuk berkendara dengan sepeda motor..
Banyak sekali beredar di pasaran, jenis-jenis dan merk sepatu touring/riding yang bervariasi dalam urusan harga, bentuk/model, kualitas, dan material bahannya..
Sebenarnya, sepatu yang aman dan nyaman untuk riding with motorcycle tidak harus mahal dan pakai merk ternama, cukup sepatu yang memiliki hak atau sol yang tebal (tapi jangan terlalu tebal entar malah pakai high-heels lagi :D), melindungi dan menutupi dari jari hingga mata kaki, berbahan material yang tidak licin dan tidak terlalu lembek.
Saya sendiri pernah memiliki sepatu touring merk Tomkins seri Easy Boot beli langsung di pabriknya di Bandung harga murah banget Rp 175.000 padahal di sepatu-nya udah nempel banderol harga Rp 250.000 (mungkin itu Harga Eceran Tertinggi-nya kali ya?) sekitar tahun 2009 dan di pensiunkan pada tahun 2012..
Untuk seorang pria yang tidak terlalu tinggi seperti saya ini cocoklah untuk memakai sepatu seri Easy Boot ini..
Sepatu ini sepertinya berbahan kulit sintetis (mohon koreksi kalo saya salah), nyaman dipakai, ventilasi atau ruang sirkulasi udara lancar, tapi ya itu kalau sudah kena hujan, banjir bro !! 😀
Ada yang tahu sekarang pasaran harga barunya sepatu ini berapa?
Dan sekarang, saya lebih nyaman memakai sepatu riding jenis boot merk Handymen, beli di toko Angkasa Jaya bawah Jembatan Janti seharga Rp 350.000, berbahan kulit tapi ringan, dan nyaman dipakai..
sssstttt……. ini aslinya sepatu standar yang dipakai TNI lho..
Nah, supaya tidak salah pilih dan juga bermanfaat untuk melindungi bagian kaki saat berkendara, ada baiknya simak beberapa tips memilih sepatu riding berikut ini :
- Tentukan sepatu riding yang Anda inginkan. Ada yang tipe standar, sepatu balap, sepatu touring, dan sebagainya. Standar sepatu riding biasanya bentuknya cukup panjang sampai pergelangan kaki dan biasanya diperkuat. Sepatu ini juga memberikan perlindungan dari panas knalpot.
- Sebaiknya pilih sepatu riding yang memiliki perlindungan terhadap pergelangan kaki yang baik. Perlindungan pergelangan kaki yang baik dapat memberikan Anda kepercayaan diri saat mengendarai motor.
- Jika memungkinkan, pilih sepatu riding yang memiliki bantalan shifter. Biasanya jenis sepatu ini lebih nyaman dan tahan lama.
- Pastikan sol dan “heal” sepatu terbuat dari bahan kualitas terbaik. Heal yang baik akan memberikan Anda stabilitas dan grip dalam segala cuaca.
- Sepatu riding idealnya terbuat dari bahan kulit. Bahkan untuk kemampuan “nafas” yang lebih baik, beberapa sepatu riding memiliki area ventilasi yang terbuat dari bahan Gortex. Ventilasi ini penting supaya kaki Anda tetap nyaman, apalagi saat berkendara di musim panas.
- Pastikan daerah yang rentan cidera pada kaki memiliki bahan berlapis pada sepatu yang hendak dibeli. Biasanya, sepatu riding yang baik memiliki Kevlar di sekitar ankle dan betis.
- Pilih sepatu riding yang tahan air. Pasalnya, selain karena Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi, sepatu riding tahan air juga akan membuat kaki tetap kering saat mengendarai motor di musim hujan.
Nah, itulah beberapa poin yang harus dipertimbangkan sebelum membeli sepasang sepatu riding. Buat Anda yang hobi melakukan perjalanan jauh, sepatu riding ini adalah salah satu Safety Gear yang wajib dimiliki.
Mohon maaf, saya tidak bisa berbagi mengenai sepatu-sepatu riding buatan luar negeri, karena saya sendiri belum pernah punya apalagi pakai hihihihihi..
Cintailah ploduk ploduk Indonesiaaaaaa !!
Contoh ploduk Indonesia :
7Gear, AHRS, RVR, Tomkins, Forma, dll
Contoh ploduk luar negeri :
Fila, Puma, Alpinestar, Dainese, dll
Sumber :
http://www.mpm-motor.co.id/tips-memilih-sepatu-untuk-riding/
Memilih helm untuk touring ?
Bro..
Apa saja yang harus kita persiapkan sebelum melakukan perjalanan dengan sepeda motor alias touring?
Tulisan kali ini masih ada hubungannya dengan tulisan saya terdahulu mengenai Jelajah Borneo .
Saya mulai untuk perlengkapan pelindung kepala alias helm ya bro..
Untuk pengaman kepala kita ini, jangan sampai asal dalam memilih, kalau saya memakai istilah prinsip Jawa, ono rego ono rupo (ada harga ada kualitas), yang pasti pilihlah helm yang sudah bersertifikasi Standart Nasional Indonesia (SNI), DOT (Department Of Transportation), dan SNELL.
Kualifikasi helm yang memenuhi aturan SNI adalah helm terbuka (open face) dan tertutup (full face). helm terbuka memiliki konstruksi bagian yang menutup kepala sampai dengan bagian leher dan menutup depan kuping, sedangkan full face memiliki bentuk helm yang menutup kepala atas, bagian leher dan bagian mulut. Helm yang standar harus memiliki tempurung, lapisan pelindung bagian dalam untuk menyerap energi benturan, pelindung muka, bantalan kenyamanan, lapisan pengaman, alat penahan, tali pemegang, penutup dagu, pet, penutup wajah bagian bawah, lubang ventilasi, lubang pendengaran, jaring helm, dan bidang dasar kepala. (diviarsa@wordpress)
Apa sih DOT itu? DOT adalah kepanjangan dari “Departemen Of Tranportation” atau Departemen transportasi nya Amerika Serikat. DOT telah menetapkan standar helm yang (sedemikian rupa sehingga) boleh beredar di Amerika Serikat, dan standar itu mengharuskan para produsen-produsen helm melakukan uji kelayakan atas produknya masing-masing, apabila mau memenuhi pasar di Amerika Serikat. Setelah mereka merasa sudah memenuhi standar, maka stiker DOT ini mereka tempel sendiri. Jadi bisa di simpulkan bahwa DOT itu merupakan “self claim” dari pabrik helm tersebut.
Sehingga jika merk-merk terkenal seperti AGV, Shoei, Arai, Airoh, Nolan, dll yang telah tertempel stiker DOT ini, bisa dipastikan kalau stiker itu benar adanya, alias asli gak bohong-bohongan atau Cuma aspal (asli tapi palsu). Hal ini dikarenakan apabila helm-helm yang telah tertempel stiker DOT itu masuk ke US, secara random helm itu akan di uji oleh laboraturium DOT yang dilaksanakan oleh NHTSA (National Highway Traffic Safety Association) apakah sudah benar memenuhi standar mereka, dan jika tidak lulus (meskipun sudah tertempel stiker DOT) ancamannya merk tersebut di Blacklist.
SNELL MEMORIAL FOUNDATION merupakan lembaga institusi standar independen yang tidak terikat pada regulasi Negara. Lembaga ini diakui memiliki standar tinggi dan didukung oleh banyak pabrikan helm kelas dunia. Bahkan SNELL melakukan pengujian lebih ketat dari standar pemerintah US. SNELL bahkan memiliki spesifikasi yang sangat spesifik meliputi tipe dan ukuran.
Bagi mereka yang telalh lulus uji standarisasi SNELL harus meregistrasi/melaporkan ke pihak SNELL. Mereka punya website dengan list tipe2 helm yg lulus SNELL. Dan mereka juga punya stiker hologram khusus yg ditempel di bagian dalam helm. (yukimuraichi.blogspot.com)
Selain sertifikasi dari SNELL atau DOT, ada beberapa cara untuk mengetahui apakah helm tersebut berkualitas baik atau tidak. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
- Memiliki ukuran proprosional – tidak terlalu besar atau sebaliknya
- Tidak kopong – Bila di ketuk bagian batoknya tidak berbunyi nyaring
- Tidak lentur – Helm di posisikan terbalik bila kedua sisinya ditekan tidak berubah bentuknya
- Memiliki ketebalan stirofom sekitar 1 cm dan terdapat lapisan busa setebal 1 cm pada bagian depan
- Jarak dari mulut pemakai dengan ujung helm sekitar 1-1.5 cm
- Kaca helm tidak terlalu tipis, ketebalannya sekitar 2-3 mm
- Terbuat dari bahan Plastik atau Karbon Kevlar
Helm yang baik tentunya berbeda dengan helm yang hanya menarik dari segi penampilanya. Kadang untuk mengetahui kualitas helm tersebut baru terlihat setelah dipakai.
- Helm dengan ukuran yang pas, tidak terasa “lobok/kendor/longgar/lower” saat di pakai 😀
- Suara kendaraan lain terdengar jelas meski kaca helm tertutup
- Kaca helm tidak mudah mengembun maupun kemasukan angin
- Ketika ventilasi helm dibuka hembusan angin masuk melalui lubang ventilasi tersebut
Nah, untuk helm saya sendiri, saya memiliki tiga helm,
yang pertama helm untuk berkendara harian yaitu KYT warna putih (saya lupa serinya apa.. 😀 waktu itu beli di Semarang sekitar tahun 2010 seharga Rp 200.000..
Sudah lama menjaga keamanan kepala saya, bisa di lihat dari corak-corak tattoo alias noda hitam, baret, besetan (jawane), dan noda-noda bekas pemakaian yang lain…
yang kedua NHK Safety Riding Instructor Series (helm resmi peserta kompetisi Safety Riding Astra-Honda 2011) yang jadi favorit saya ketika saya touring keluar kota ataupun dipakai harian ketika cuaca panas (double visor bro!)
nah, yang ketiga alias yang terakhir, saya juga punya helm edisi khusus Honda Community merk INK yang saya dapatkan setelah ikut berkeringat membantu suksesnya pagelaran Honda Bikers Day 2012 Prambanan, sengaja helm yang ini belum saya buka segel-nya, belum saya buka stiker pelindung kaca-nya, karena memang belum pernah saya pakai untuk berkendara… 😀
Nah, sekarang terserah mas bro semua untuk menjatuhkan pilihan dalam memilih helm yang aman, nyaman, dan tepat untuk dipakai berkendara.. 🙂
Keep safety riding bro !
bersambung
Komentar Terbaru